Parahita tak pupus oleh Lupus, Parahita semangat terus!!!

Malang Flowers Carnival 2013

Dua kupu-kupu cantik Parahita yang pantang menyerah mengenakan kostum bunga di cat walk Ijen

Parahita Goes To Solo

Istirahat sejenak di Telaga Sarangan sebelum menghadiri Peringatan World Lupus Day 2012 di Solo

Kegiatan Rutin Parahita

Berkumpul di kesekretariatan Parahita Lab Kawi 31 dengan tujuan berbagi berita, rapat, edukasi, senam reumatik, dll.

Parahita Bagi-Bagi Bunga dan Penggalangan Dana

Peringatan World Lupus Day Parahita Tahun 2009 di Malang Town Square

Senin, 11 April 2016

Frequently Ask Questions (FAQ) Masyarakat Tentang Lupus

Parahita yang diwakili oleh Maharani Devi P (kiri) dan Nevada Avalona (kanan) memberikan penjelasan tentang Lupus di hadapan Ikatan Keluarga Besar Kalimantan Barat di Malang


Minggu, 3 April 2016 Parahita mendapat undangan dari Ikatan Keluarga Besar Kalimantan Barat yang ada di kota Malang untuk memberikan penyuluhan mengenai Lupus di hadapan 60 orang di area Klojen kota Malang. Parahita yang didampingi dokter dari Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar (RSSA) Malang memberikan materi tentang Lupus. Antusiasme peserta sangat tinggi untuk belajar tentang Lupus. Berikut pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari masyarakat Kalimantan Barat di Malang mengenai Lupus. Q = Question (pertanyaan) dan A = Answer (jawaban)


Q: Jika kekebelan tubuh kita berlebih disebut Lupus, lalu bagaimana bila kekebalan tubuh kita berkurang?
A: Kekebalan tubuh adalah tameng tubuh kita terhadap benda asing yang masuk. Bila kekebalan tubuh berkurang maka tameng tubuh kita akan berkurang kemampuannya untuk melawan benda asing yang membahayakan tubuh. Contoh-contoh penyakit yang menurunkan kekebalan tubuh adalah: infeksi (missal flu, TB, HIV-AIDs, dsb.)


Q: Saya didiagnosa dokter mengalami penyakit autoimun yang mengenai kulit. Apakah itu berarti Lupus?
A: Autoimun adalah penyakit di mana kekebalan tubuh yang harusnya melawan musuh tubuh yang masuk dari luar menjadi tidak mampu membedakan mana musuhnya dan mana temannya (anggota tubuhnya yang sehat) sehingga semua (baik musuh maupun teman) diserang semuanya dan menyebabkan keradangan. Jenis autoimun bermacam-macam, salah satunya adalah Lupus. Namun belum tentu autoimun yang mengenai kulit adalah Lupus, jadi perlu pemeriksaan lebih lanjut, yaitu ANA-test dan anti ds DNA untuk mengetahui itu Lupus atau bukan.


Q: Apakah seseorang yang mempunyai Lupus boleh donor darah?
A: Sebaiknya Orang dengan Lupus tidak melakukan donor darah karena:
1.       Bisa menyebabkan anemia, walaupun Hb Orang dengan Lupus yang akan donor normal, setelah donor darah jumlah sel darah merahnya akan turun lebih banyak dibandingkan orang normal
2.       Bisa menyebabkan limfopenia, tidak hanya sel darah merah yang turun tetapi juga demikian dengan komponen darah yang lain seperti limfosit, sehingga kekebalan tubuh menurun dan menjadi lebih rentan infeksi
3.       Karena dasar dari penyakit lupus adalah autoimun, resipiennya belum tentu cocok menerima darah dari pendonor dengan Lupus walaupun hasil tes cross match sebelumnya adalah cocok.


Salah satu perwakilan Ikatan Keluarga Besar Kalimantan Barat di Malang yang bertanya mengenai Lupus



Q: Mengapa lupus sulit diketahui dalam pemeriksaan?
A: Karena respons tubuh manusia terhadap Lupus berbeda-beda. Ada yang langsung menunjukkan ciri-ciri yang langsung menunjukkan Lupus ada pula yang menunjukkan cirri-ciri yangh sedikit demi sedikit sehingga saat diberi obat terkadang ciri-ciri yang awalnya muncul tidak lagi muncul. Selain itu rangkaian untuk mendiagnosa Lupus juga cukup panjang, mulai dari anamnesa dan pemeriksaan fisik dari ujung kepala sampai ujung kaki, tes laboratorium yang bermacam-macam, dan dipastikan bukan sakit selain Lupus. Oleh karena itu penegakan diagnosa Lupus harus benar-benar hati-hati karena berkaitan dengan pengobatan yang akan diberikan.


Q: Bagaimana cara deteksi dini Lupus?
A: Dengan Periksa Lupus Sendiri (SALURI):
1.       Apakah persendian Anda sering terasa sakit, nyeri, atau bengkak lebih dari 3 bulan?
2.       Apakah jari tangan atau kaki pucat, tidak nyaman, atau kaku dalam kondisi dingin atau kedinginan?
3.       Apakah Anda pernah mengalami sariawan lebih dari 2 minggu?
4.       Apakah Anda mengalami kelainan darh seperti anemia (kekurangan sel darah merah), leukositopenia (kekurangan sel darah putih), atau trombositopenia (kekurangan trombosit/keping-keping darah)? Untuk menjawab pertanyaan ini Anda perlu periksa dahulu ke Laboratorium terdekat
5.       Pernahkah Anda mengalami ruam kemerahan pada wajah menyerupai bentuk kupu-kupu yang sayapnya melintang dari pipi ke pipi?
6.       Apakah Anda sering mengalami demam di atas 38 derajat celcius dengan penyebab yang kurang jelas?
7.       Apakah Anda pernah atau sering merasakan nyeri dada berhari-hari saat menarik nafas?
8.       Apakah Anda sering merasa kelelahan walaupun Anda sudah beristirahat dengan cukup?
9.       Apakah kulit Anda terasa lebih sensitif terhadap sinar matahari?
10.   Apakah saat periksa Laboratorium terdapat kandungan protein dalam urin Anda?
11.   Pernakah Anda mengalami serangan atau kejang-kejang sears tiba-tiba?
Bila ditemukan 4 jawaban ya pada 11 pertanyaan di atas, maka segeralah  periksakan ke dokter ahli penyakit dalam konsultan reumatik untuk mengetahui apakah Anda terkena Lupus dan diberikan penanganan yang tepat.


Q: Bagaimana cara pencegahan agar tidak terkena Lupus?
A: Hindari stres terus menerus, hindari capek fisik yang belebihan, dan hindari sinar matahari di atas jam 09.00 karena ketiga hal tersebut bila berlebihan dapat memicu kerusakan sel imun di dalam tubuh. Beberapa obat diteliti mampu menyebabkan Lupus, contohnya penggunaan antibiotik Cotrimoxazole, sehingga berhati-hatilah dalam menggunakan antibiotik dan obat-obatan yang lain. Gunakan obat bila memang diperlukan dan berkonsultasilah terlebih dahulu kepada dokter sebelum menggunakannya.


dr. Sasmithae dan dr. Daya dari RSSA mendampingi Parahita untuk penyuluhan tentang Lupus 



Q: Apakah Lupus menyebabkan kematian?
A: Ya. Lupus yang menyerang organ-organ vital seperti jantung, paru-paru, otak, dan ginjal bila tidak ditangani dengan tepat bisa menyebabkan kematian. Terutama bila ditemukan infeksi pada tubuh seorang dengan Lupus. Infeksi merupakan penyebab kematian tertinggi pada Orang dengan Lupus.


Q: Apakah Lupus menurun dan menular?
A: Tidak. Lupus bukan penyakit keturunan/herediter dan bukan penyakit yang menular.

Foto bersama Parahita dan Ikatan Keluarga Besar Kalimantan Barat di Malang usai acara penyuluhan


Terima kasih atas undangan Ikatan Keluarga Besar Kalimantan Barat di Malang untuk Parahita. Semoga informasi yang kami sampaikan bermanfaat untuk masyarakat (el/parahita)