Minggu, 29 Maret 2015 lalu, Parahita kedatangan tamu istimewa dari Bandung. Beliau adalah Ibu Dian Syarief Pratomo dan Bapak Eko Priyo Pratomo. Dua nama ini mungkin sudah tidak asing lagi di telinga kita karena keduanya merupakan putra-putri terbaik bangsa. Parahita begitu bahagia menyambut keduanya karena selain istimewa, tujuan mereka datang ke Malang adalah untuk berbagi apa yang mereka miliki di Syamsi Dhuha Foundation (SDF) Bandung kepada Parahita Malang.
Flash back pada sejarah berdirinya Parahita, SDF merupakan suatu yayasan nirlaba peduli penyandang lupus dan low vision yang berdiri 4 tahun lebih awal dari Parahita. "Jadi setelah Prof Handono dan Prof Kusworini diundang ke SDF tahun 2008 langsung mendirikan Parahita di Malang? Waah hebat sekali.." jelas ibu Dian Syarief selaku ketua SDF yang memberikan presentasi pada hari Minggu yang cerah tersebut. Parahita dan SDF memiliki visi yang sama, yakni "peduli lupus", sehingga pada saat SDF datang ke Malang, keduanya saling berbagi (sharing) tentang kegiatan, penelitian, dan pengabdian yang telah mereka lakukan untuk penyandang lupus.
Acara pada hari Minggu tersebut dilaksanakan di markas besar Parahita, di Jalan Kawi 31, dan dihadiri oleh sekitar 70 peserta yang terdiri atas para pengurus aktif Parahita, dokter-dokter PPDS Ilmu Penyakit Dalam RSSA, dan mahasiswa yang sedang melakukan penelitian di Aura FKUB. Meskipun hari sangat terik, peserta sangat antusias mengikuti jalannya acara dari awal hingga akhir. Acara berlangsung sekitar 4 jam, dari jam 11.00 hingga jam 15.00 WIB, dimulai dengan pembukaan oleh MC Elvira Sari Dewi; sambutan pembina Parahita Prof.Dr.dr. Handono Kalim, SpPD-KR; sambutan ketua Parahita sekaligus presentasi Parahita oleh Bapak Lexy dan Ibu Lusia Kris; menyanyikan lagu "Hidup Ini Indah"; presentasi penelitian dan pengabdian oleh Prof.Dr.dr. Kusworini Handono, MKes, SpPK; presentasi SDF oleh Ibu Dian Syarief dan Bapak Eko Pratomo; dan ditutup dengan doa kemudian ramah tamah.
Dalam kesempatan tersebut, Parahita dan SDF saling berbagi apa yang mereka punya demi kebaikan para Odapus. Yel-yel Parahita "Parahita tak pupus oleh Lupus, Parahita semangat terus" diiringi dengan yel-yel SDF "Care (C) For (4) Lupus (L), Your Caring Save Lifes (L)" berkumandang penuh semangat dalam suasana damai Klinik Reumatologi & Alergi tersebut. Parahita mendapatkan banyak ilmu dari SDF, salah satunya adalah tentang "warung luppy", yakni sejenis bentuk wirausaha yang diberikan SDF kepada salah satu Odapusnya sehingga di tengah keterbatasannya Odapus masih tetap berpenghasilan. Demikian pula dengan SDF, Ibu Dian Syarief mengaku bahwa di Bandung sulit untuk mengumpulkan peneliti sebanyak yang ada di Malang, Ibu Dian Syarief juga menginginkan resep "kompres dingin dari kanji" milik Parahita agar bisa diamalkan oleh Odapus di Bandung. Parahita juga mengucapkan terima kasih atas pendanaan penelitian yang telah diberikan kepada Afif dan Kresna dari Parahita sehingga dengan dukungan tersebut mengantarkan Afif untuk menjadi 10 besar peneliti terbaik di Asia-Pasifik.
Begitu hangatnya suasana keakraban Parahita-SDF, keduanya saling berbagi oleh-oleh cinta. "Kami tidak bisa memberikan apa-apa bapak ibu, kami hanya bisa memberikan oleh-oleh cinta" ungkap Bapak Lexy kepada Bapak Eko dan Ibu Dian. Parahita memberikan kenang-kenangan berupa kaos Parahita dan kripik khas Malang-Batu untuk Bapak Eko dan Ibu Dian, sedangkan SDF memberikan buku Mentarimorfosa dan Sasakawa Health Prize untuk Parahita. "Bapak Ibu, kalau mendapatkan buku mentarimorfosa ini ada syaratnya, jadi harus menari mentari.. morfosa... tidak susah, hanya perlu mengikuti gerakan saya dengan sepenuh hati, yuk mari, mentari... morfosa" pernyataan Ibu Dian kepada Bapak dan Ibu Lexy di pertemuan itu. Bapak dan Iu lexy pun mengikuti gerakan Ibu Dian dan akhirnya setelah ramah tamah kami berfoto bersama di halaman depan rumah Parahita, Klinik Reumatologi dan Alergi Kawi 31 Malang.
Dalam kesempatan tersebut, Parahita dan SDF saling berbagi apa yang mereka punya demi kebaikan para Odapus. Yel-yel Parahita "Parahita tak pupus oleh Lupus, Parahita semangat terus" diiringi dengan yel-yel SDF "Care (C) For (4) Lupus (L), Your Caring Save Lifes (L)" berkumandang penuh semangat dalam suasana damai Klinik Reumatologi & Alergi tersebut. Parahita mendapatkan banyak ilmu dari SDF, salah satunya adalah tentang "warung luppy", yakni sejenis bentuk wirausaha yang diberikan SDF kepada salah satu Odapusnya sehingga di tengah keterbatasannya Odapus masih tetap berpenghasilan. Demikian pula dengan SDF, Ibu Dian Syarief mengaku bahwa di Bandung sulit untuk mengumpulkan peneliti sebanyak yang ada di Malang, Ibu Dian Syarief juga menginginkan resep "kompres dingin dari kanji" milik Parahita agar bisa diamalkan oleh Odapus di Bandung. Parahita juga mengucapkan terima kasih atas pendanaan penelitian yang telah diberikan kepada Afif dan Kresna dari Parahita sehingga dengan dukungan tersebut mengantarkan Afif untuk menjadi 10 besar peneliti terbaik di Asia-Pasifik.
Begitu hangatnya suasana keakraban Parahita-SDF, keduanya saling berbagi oleh-oleh cinta. "Kami tidak bisa memberikan apa-apa bapak ibu, kami hanya bisa memberikan oleh-oleh cinta" ungkap Bapak Lexy kepada Bapak Eko dan Ibu Dian. Parahita memberikan kenang-kenangan berupa kaos Parahita dan kripik khas Malang-Batu untuk Bapak Eko dan Ibu Dian, sedangkan SDF memberikan buku Mentarimorfosa dan Sasakawa Health Prize untuk Parahita. "Bapak Ibu, kalau mendapatkan buku mentarimorfosa ini ada syaratnya, jadi harus menari mentari.. morfosa... tidak susah, hanya perlu mengikuti gerakan saya dengan sepenuh hati, yuk mari, mentari... morfosa" pernyataan Ibu Dian kepada Bapak dan Ibu Lexy di pertemuan itu. Bapak dan Iu lexy pun mengikuti gerakan Ibu Dian dan akhirnya setelah ramah tamah kami berfoto bersama di halaman depan rumah Parahita, Klinik Reumatologi dan Alergi Kawi 31 Malang.
Foto Parahita bersama Ibu Dian Syarief dan Bapak Eko Pratomo di markas besar Parahita
Bapak Lexy menerima Sasakawa Health Prize dan Mentarimorfosa dari SDF
Setelah berfoto bersama, Bapak dan Ibu Pratomo kembali ke hotel untuk beristirahat. Sementara Parahita masih tak pupus semangat untuk melanjutkan acara dengan rapat persiapan Malang World Lupus Day (WLD) 2015. Rencananya, acara WLD 2015 Parahita kali ini akan dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2015 di RSSA Malang dengan bintang tamu Ibu Dian Syarief dan Bapak Eko Pratomo. Jadi, jangan khawatir bagi teman-teman, khususnya Odapus, yang ingin bertemu lansung dengan Ibu Dian Syarief dan Bapak Eko Pratomo pada saat Malang WLD 2015 nanti, bisa menghubungi Parahita mulai sekarang. Kursi terbatas lo... dan acaranya dijamin seru!
Malam harinya, Parahita mengadakan farewell party dengan SDF di Restauran Melati Hotel Tugu Malang. Dalam dinner tersebut, SDF dikenalkan dengan berbagai kuliner khas Malang yang rasanya benar-benar mantap. hehe. Acara selesai sekitar pukul 22.00 dan di situlah akhir perjumpaan kami (Parahita) dengan SDF. Oke SDF, semoga ke depannya kita makin kompak yaa.. Salam Never Give Up! With love Parahita-SDF :)
Dinner Parahita-SDF di Restauran Melati Hotel Tugu Malang