Parahita yang diwakili oleh Maharani Devi P (kiri) dan Nevada Avalona (kanan) memberikan penjelasan tentang Lupus di hadapan Ikatan Keluarga Besar Kalimantan Barat di Malang
Minggu, 3 April 2016 Parahita
mendapat undangan dari Ikatan Keluarga Besar Kalimantan Barat yang ada di kota
Malang untuk memberikan penyuluhan mengenai Lupus di hadapan 60 orang di area
Klojen kota Malang. Parahita yang didampingi dokter dari Rumah Sakit Dr. Saiful
Anwar (RSSA) Malang memberikan materi tentang Lupus. Antusiasme peserta sangat tinggi
untuk belajar tentang Lupus. Berikut pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari
masyarakat Kalimantan Barat di Malang mengenai Lupus. Q = Question (pertanyaan) dan A = Answer
(jawaban)
Q: Jika kekebelan
tubuh kita berlebih disebut Lupus, lalu bagaimana bila kekebalan tubuh kita
berkurang?
A: Kekebalan
tubuh adalah tameng tubuh kita terhadap benda asing yang masuk. Bila kekebalan
tubuh berkurang maka tameng tubuh kita akan berkurang kemampuannya untuk
melawan benda asing yang membahayakan tubuh. Contoh-contoh penyakit yang menurunkan
kekebalan tubuh adalah: infeksi (missal flu, TB, HIV-AIDs, dsb.)
Q: Saya didiagnosa
dokter mengalami penyakit autoimun yang mengenai kulit. Apakah itu berarti
Lupus?
A: Autoimun
adalah penyakit di mana kekebalan tubuh yang harusnya melawan musuh tubuh yang
masuk dari luar menjadi tidak mampu membedakan mana musuhnya dan mana temannya
(anggota tubuhnya yang sehat) sehingga semua (baik musuh maupun teman) diserang
semuanya dan menyebabkan keradangan. Jenis autoimun bermacam-macam, salah
satunya adalah Lupus. Namun belum tentu autoimun yang mengenai kulit adalah
Lupus, jadi perlu pemeriksaan lebih lanjut, yaitu ANA-test dan anti ds DNA
untuk mengetahui itu Lupus atau bukan.
Q: Apakah
seseorang yang mempunyai Lupus boleh donor darah?
A: Sebaiknya
Orang dengan Lupus tidak melakukan donor darah karena:
1.
Bisa menyebabkan anemia, walaupun Hb Orang
dengan Lupus yang akan donor normal, setelah donor darah jumlah sel darah
merahnya akan turun lebih banyak dibandingkan orang normal
2.
Bisa menyebabkan limfopenia, tidak hanya sel
darah merah yang turun tetapi juga demikian dengan komponen darah yang lain
seperti limfosit, sehingga kekebalan tubuh menurun dan menjadi lebih rentan
infeksi
3.
Karena dasar dari penyakit lupus adalah
autoimun, resipiennya belum tentu cocok menerima darah dari pendonor dengan
Lupus walaupun hasil tes cross match sebelumnya
adalah cocok.
Salah satu perwakilan Ikatan Keluarga Besar Kalimantan Barat di Malang yang bertanya mengenai Lupus
Q: Mengapa lupus
sulit diketahui dalam pemeriksaan?
A: Karena respons
tubuh manusia terhadap Lupus berbeda-beda. Ada yang langsung menunjukkan ciri-ciri
yang langsung menunjukkan Lupus ada pula yang menunjukkan cirri-ciri yangh
sedikit demi sedikit sehingga saat diberi obat terkadang ciri-ciri yang awalnya
muncul tidak lagi muncul. Selain itu rangkaian untuk mendiagnosa Lupus juga
cukup panjang, mulai dari anamnesa dan pemeriksaan fisik dari ujung kepala
sampai ujung kaki, tes laboratorium yang bermacam-macam, dan dipastikan bukan
sakit selain Lupus. Oleh karena itu penegakan diagnosa Lupus harus benar-benar
hati-hati karena berkaitan dengan pengobatan yang akan diberikan.
Q: Bagaimana cara
deteksi dini Lupus?
A: Dengan Periksa
Lupus Sendiri (SALURI):
1.
Apakah persendian Anda sering terasa sakit,
nyeri, atau bengkak lebih dari 3 bulan?
2.
Apakah jari tangan atau kaki pucat, tidak
nyaman, atau kaku dalam kondisi dingin atau kedinginan?
3.
Apakah Anda pernah mengalami sariawan lebih dari
2 minggu?
4.
Apakah Anda mengalami kelainan darh seperti
anemia (kekurangan sel darah merah), leukositopenia (kekurangan sel darah
putih), atau trombositopenia (kekurangan trombosit/keping-keping darah)? Untuk menjawab pertanyaan ini Anda perlu
periksa dahulu ke Laboratorium terdekat
5.
Pernahkah Anda mengalami ruam kemerahan pada
wajah menyerupai bentuk kupu-kupu yang sayapnya melintang dari pipi ke pipi?
6.
Apakah Anda sering mengalami demam di atas 38
derajat celcius dengan penyebab yang kurang jelas?
7.
Apakah Anda pernah atau sering merasakan nyeri
dada berhari-hari saat menarik nafas?
8.
Apakah Anda sering merasa kelelahan walaupun
Anda sudah beristirahat dengan cukup?
9.
Apakah kulit Anda terasa lebih sensitif terhadap
sinar matahari?
10.
Apakah saat periksa Laboratorium terdapat
kandungan protein dalam urin Anda?
11.
Pernakah Anda mengalami serangan atau
kejang-kejang sears tiba-tiba?
Bila ditemukan 4 jawaban ya pada
11 pertanyaan di atas, maka segeralah
periksakan ke dokter ahli penyakit dalam konsultan reumatik untuk
mengetahui apakah Anda terkena Lupus dan diberikan penanganan yang tepat.
Q: Bagaimana cara
pencegahan agar tidak terkena Lupus?
A: Hindari stres
terus menerus, hindari capek fisik yang belebihan, dan hindari sinar matahari
di atas jam 09.00 karena ketiga hal tersebut bila berlebihan dapat memicu kerusakan sel imun di dalam tubuh. Beberapa obat diteliti mampu menyebabkan Lupus, contohnya
penggunaan antibiotik Cotrimoxazole, sehingga berhati-hatilah dalam menggunakan
antibiotik dan obat-obatan yang lain. Gunakan obat bila memang diperlukan dan berkonsultasilah
terlebih dahulu kepada dokter sebelum menggunakannya.
dr. Sasmithae dan dr. Daya dari RSSA mendampingi Parahita untuk penyuluhan tentang Lupus
Q: Apakah Lupus
menyebabkan kematian?
A: Ya. Lupus yang
menyerang organ-organ vital seperti jantung, paru-paru, otak, dan ginjal bila
tidak ditangani dengan tepat bisa menyebabkan kematian. Terutama bila ditemukan
infeksi pada tubuh seorang dengan Lupus. Infeksi merupakan penyebab kematian
tertinggi pada Orang dengan Lupus.
Q: Apakah Lupus
menurun dan menular?
A: Tidak. Lupus
bukan penyakit keturunan/herediter dan bukan penyakit yang menular.
Terima kasih atas undangan Ikatan Keluarga Besar Kalimantan Barat di Malang untuk Parahita. Semoga informasi yang kami sampaikan bermanfaat untuk masyarakat (el/parahita)
0 Silahkan Kirim Pertanyaan :
Posting Komentar